Berita

Breaking News

Kursi Empuk Pejabat, Lantai Dingin Penambang: Di Mana Nurani Itu Disembunyikan?




POJOK OPINI


Foto: Ilustrasi 

Ada yang terasa ganjil di negeri ini, Ketika rakyat kecil rela tidur di lantai dingin kantor BBWSSO selama lima hari untuk menuntut keadilan, para pejabat justru sibuk dengan jadwal rapat, kunjungan kerja, dan selfie di acara seremonial. Katanya abdi negara, tapi nyatanya mereka hanya mengabdi pada kenyamanan dan kekuasaan.

Para penambang rakyat Sungai Progo bukan sedang melakukan pemberontakan. Mereka hanya ingin bekerja tanpa diburu, tanpa dicap ilegal, dan tanpa kehilangan hak untuk menghidupi keluarga. Namun, suara mereka justru menguap di udara birokrasi yang semakin tebal dengan kepentingan.

Pejabat hari ini tampaknya lupa: rakyat yang sekarang tidur di lantai itulah yang dulu mereka datangi saat musim kampanye. Saat butuh suara, mereka datang dengan janji manis. Tapi saat rakyat butuh keadilan, mereka justru pura-pura tuli.

Lima hari bukan waktu yang sebentar untuk menunggu kepastian. Apalagi kepastian yang seharusnya lahir dari empati. Tapi mungkin empati sudah terlalu mahal bagi sebagian pejabat yang lebih akrab dengan kenyamanan mobil dinas dan pendingin ruangan.

Kita tidak butuh pejabat yang pandai beretorika. Kita butuh mereka yang berani duduk sejajar dengan rakyat,meski hanya sebentar, di lantai dingin tempat para penambang menunggu nasib.

Karena ukuran sejati dari kekuasaan bukan pada pangkat atau seragam, melainkan pada seberapa dalam hati seorang pejabat masih bisa merasakan penderitaan rakyatnya.

Dan jika itu sudah hilang… mungkin sudah saatnya rakyat berhenti berharap dari mereka, dan mulai percaya pada kekuatan diri sendiri. 

© Copyright 2024 - CAKRAINVESTIGASI.COM