Berita

Breaking News

Jumat Barokah, Abu Sidik “Kades Gaul” Tunjukkan Taring Kepemimpinan: Turun ke Wong Cilik, Ngopi Bareng Serap Aspirasi

Jumat Barokah, Abu Sidik “Kades Gaul” Tunjukkan Taring Kepemimpinan, /foto.dok/dua.cakrainvestigasi.com/


PAMEKASAN, Cakrainvestigasi.com -  Momentum Jumat Barokah kembali dimanfaatkan secara nyata oleh Abu Sidik, sosok kepala desa yang akrab dijuluki “Kades Gaul”, untuk menunjukkan jati diri kepemimpinannya. Bukan sekadar rutinitas simbolik, Abu Sidik kembali turun langsung ke tengah wong cilik, duduk sejajar tanpa sekat, ngopi bareng warga, mendengar, dan merasakan denyut persoalan masyarakat dari jarak paling dekat.Jumat(19/12)

Dengan gaya santai namun penuh ketegasan, Abu Sidik membaur bersama warga dari berbagai lapisan. Obrolan ringan di warung kopi berubah menjadi ruang dialog terbuka, tempat warga menyampaikan unek-unek, harapan, hingga keluhan yang selama ini terpendam. Inilah wajah kepemimpinan yang jarang ditemui—sederhana dalam sikap, namun tajam dalam keberpihakan.

“Pemimpin itu harus hadir, bukan hanya saat seremonial. Wong cilik butuh didengar, bukan dijanjikan,” tegas Abu Sidik di sela-sela perbincangan. Kalimat singkat tersebut seolah menjadi penegasan bahwa dirinya tidak bermain di balik meja, melainkan berdiri di barisan rakyat.

Baca juga : Kasdim 0707/Wonosobo Pimpin Upacara Peringatan Hari Bela Negara di Makodim |

Julukan “Kades Gaul” bukan tanpa alasan. Abu Sidik mampu menempatkan diri sebagai sahabat rakyat, namun tetap menunjukkan taring kepemimpinan ketika menyangkut kepentingan masyarakat luas. Kepekaannya terhadap kondisi sosial menjadi bukti bahwa kepemimpinan bukan soal jarak, melainkan keberanian untuk dekat dan berpihak.

Kegiatan Jumat Barokah ini pun mendapat sambutan hangat dari warga. Mereka merasa dihargai, didengarkan, dan diperhatikan secara langsung oleh pemimpinnya. Ngopi bareng menjadi simbol kesetaraan, bahwa antara kepala desa dan rakyat tidak ada tembok pembatas.

Dengan konsistensi seperti ini, Abu Sidik kembali menegaskan bahwa kepemimpinan sejati lahir dari kebersamaan, keberanian, dan keberpihakan nyata kepada wong cilik. Jumat Barokah bukan sekadar agenda, melainkan bukti bahwa rakyat adalah pusat dari setiap kebijakan.Pewarta( Fya/Gf  )

© Copyright 2024 - CAKRAINVESTIGASI.COM