Breaking News

Tingkatkan Pemahaman Dan Kepatuhan Pasien Diabetes, Tim Dosen Fakultas Farmasi UNAIR Dan Instalasi Gelar Penyuluhan

 

( Pengabdian Masyarakat, Penyuluhan, Dosen Farmasi UNAIR, Instalasi Farmasi Rumah Sakit Universitas Airlangga, Diabetes Mellitus, Kepatuhan Minum Obat )


YOGYAKARTA, Cakrainvestigasi.com | Pentingnya pengetahuan  kepada pasien Diabetes Melitus, Tim dosen fakultas farmasi UNAIR Dan Instalasi Farmasi RS UNAIR berikan penyuluhan.

Penyuluhan sendiri diselenggarakan mulai  dari tanggal 26 November sampai 9 Desember 2024, dengan  bekerja sama dengan Instalasi Farmasi RS Unair dan juga melibatkan mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.

Hal ini dilakukan karena Diabetes Melitus yang saat ini menjadi perhatian serius di Indonesia, dengan angka prevalensi yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Menurut Dr. apt.Wenny Putri Nilamsari, Sp.FRS ,dosen Farmasi UNAIR Dan juga Ketua Pengaduan Masyarakat kepada cakrainvestigasi.com menjelaskan, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, tercatat bahwa lebih dari 10% penduduk usia di atas 15 tahun mengidap diabetes. Menghadapi fakta ini, para apoteker berperan penting dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya kepatuhan dalam mengonsumsi obat.

 “Kepatuhan dalam meminum obat merupakan salah satu kunci untuk mencegah komplikasi serius yang bisa memperburuk kualitas hidup pasien,” ujarnya Kamis ( 12/12).

Wenny juga menambahkan meski penting, kepatuhan minum obat masih menjadi tantangan besar. Sekitar setengah dari pasien diabetes tipe 2 di Indonesia tidak disiplin dalam mengikuti terapi obat. Penyebab ketidakpatuhan multifaktorial, 

"Salah satunya adalah tingkat pemahaman terkait obat yang rendah dan juga beberapa pasien mengalami efek samping obat," katanya.

Menurut Wenny, pemahaman terkait manfaat obat, tanda-tanda efek samping dan cara pengatasannya penting untuk ditingkatkan. 

Obat golongan sulfonilurea dan insulin apabila penggunaannya tidak tepat dapat menyebabkan hipoglikemia atau turunnya kadar gula darah hingga dibawah normal. 

"Hal ini biasanya disebabkan karena pasien menunda waktu makan atau tidak segera makan pada waktu yang tepat seperti yang dianjurkan oleh dokter. Gejala awal hipoglikemia seperti pusing, gemetar, dada berdebar-debar, berkeringat harus segera dikenali oleh pasien agar penanganan bisa dilakukan dengan cepat," paparnya.

 Wenny dan juga Fitri juga mengingatkan pasien untuk mengenali tanda-tanda ini dan memberikan pemahaman bagaimana pertolongan pertama dilakukan bila hipoglikemia terjadi.

 “Jangan biarkan ketakutan akan efek samping menghalangi pasien dari pengobatan yang dapat menyelamatkan hidup. Dengan pengetahuan yang baik, kita bisa mengatasi segala tantangan dalam terapi,” ungkapnya.

 Selain itu, Wenny juga menyarankan pola hidup sehat pada pasien, Wenny juga menambahkan bahwa, penyuluhan yang diberikan bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan keyakinan kepada pasien bahwa mereka tidak sendiri dalam menghadapi diabetes. Dengan kerjasama antara pasien, keluarga, dan tenaga medis, angka kepatuhan dalam pengobatan diabetes diharapkan terus meningkat, sehingga kualitas hidup pasien tetap terjaga dan komplikasi dapat dihindari. 


“Diabetes adalah perjalanan jangka panjang, tetapi dengan edukasi dan dukungan yang tepat, pasien dapat menjalani hidup yang sehat dan penuh semangat,” pungkas Wenny. ( */Pm ).




© Copyright 2024 - CAKRAINVESTIGASI.COM