![]() |
| Resikplus Ajak Warga Pedukuhan Gonjen Hadapi Darurat Sampah Lewat Edukasi Pengolahan Mandiri. /Foto dok/Feldy/cakrainvestigasi.com/ |
BANTUL, Cakrainvestigasi.com — Prihatin terhadap permasalahan sampah yang kian mengkhawatirkan di wilayah Yogyakarta, Resikplus kembali menggelar kegiatan edukasi dan pelatihan pengolahan sampah mandiri kepada masyarakat. Kegiatan yang berlangsung di Gedung Pertemuan Perumahan Kasongan Permai, Pendowoharjo, Sewon, Bantul ini diikuti oleh 100 peserta perwakilan dari Pedukuhan Gonjen, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Minggu ( 9/11)
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Layanan Dana Masyarakat (LDM) hasil kerja sama antara Kementerian Kehutanan dan Pemerintah Norwegia melalui program FOLU Net Sink 2030, yang mendukung kegiatan berbasis masyarakat di bidang kehutanan dan lingkungan hidup.
Dalam pelatihan ini, Resikplus menekankan pentingnya penyelesaian masalah sampah sejak dari sumbernya, yaitu tingkat rumah tangga hingga pedukuhan (RW). Pendekatan skala kecil dianggap lebih efektif karena semakin sedikit volume sampah yang dihasilkan, semakin mudah pula untuk diolah dan dimanfaatkan kembali.
Tiga narasumber yang dihadirkan adalah para praktisi dan pemerhati lingkungan, yakni Bayu Imamtoko, S.Pt. (Founder Resikplus), Destyawan, S.So. (Forum Jogja Resik), dan Yosi Sugito, S.Pd. (Sampah Harum). Masing-masing membawakan materi sesuai bidang keahlian: dasar-dasar pengelolaan sampah, pembuatan ecoenzym dari sampah organik, serta pengolahan bekas kemasan dan residu popok secara komprehensif.
“Dengan pelatihan ini kami berharap masyarakat memahami tanggung jawabnya sebagai penghasil sampah. Pengelolaan seharusnya dimulai sejak dari rumah, sesuai amanat undang-undang, agar masalah tidak menumpuk di hilir,” jelas Bayu Imamtoko, selaku ketua pelaksana kegiatan.
Baca juga : Camat Koto Parik Gadang Diateh Adila Rekriyaldi, S.Sos Buka Sosialisasi dan Penyuluhan Tentang Bahaya Narkoba
“Sederhananya, sisa makanan menjadi tanggung jawab masyarakat, bekas kemasan ditangani produsen, sedangkan residu menjadi tanggung jawab pemerintah,” tambahnya saat dikonfirmasi awak media, Rabu ( 12/11).
Pelatihan berjalan interaktif dengan antusiasme tinggi dari peserta. Mereka tidak hanya mendapatkan materi teori, tetapi juga menyaksikan langsung demonstrasi berbagai mesin pengolahan sampah, mulai dari peralatan sederhana pengolah sisa makanan menjadi kompos, hingga teknologi modern yang mampu mengubah bekas kemasan dan residu menjadi paving, papan, bahkan bahan bakar sekelas solar.
Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul turut hadir dan menyampaikan pentingnya pemilahan sampah sejak dari rumah serta pengaktifan kembali Bank Sampah atau sedekah sampah di setiap wilayah. Upaya tersebut diyakini dapat mengurangi beban pemerintah dalam menangani tumpukan sampah yang kian meningkat.
“Jika setiap rumah tangga mampu mengelola sisa makanannya, mengirimkan kemasan ke bank sampah, dan hanya menyisakan sedikit residu, maka Yogyakarta bisa lebih cepat keluar dari darurat sampah,” ujar perwakilan DLH Bantul.
Melalui kegiatan ini, Resikplus berharap masyarakat dapat memahami akar masalah sampah dan menemukan solusi mandiri di tingkat rumah tangga. Sinergi antara masyarakat, produsen, dan pemerintah menjadi kunci utama untuk mewujudkan Yogyakarta yang bersih, sehat, dan nyaman terbebas dari masalah sampah. ( Pay ).

Social Header
Berita