![]() |
Aliansi Peduli Petani Sleman Saat di DPRD DIY. / Foto.dok.APPS/ Cakrainvestigasi.com / |
YOGYAKARTA, Cakrainvestigasi.com | Aliansi Peduli Petani Sleman kembali datangi Kantor DPRD DIY. kedatang Rombongan Aliansi guna menyampaikan Aspirasi terkait rencana penutupan sementara Selokan Van Der Wijck dan juga Selokan Mataram. Senin ( 25/8/2025).
Rencana penutupan sendiri di khawatirkan berdampak besar terhadap aktifitas pertanian, terutama karena bertepatan dengan musim tanam pada bulan Oktober. Hal tersebut seperti disampaikan oleh Sekretaris Aliansi Herman JP Maryanto.
Lebih lanjut Herman juga menjelaskan bahwa air dari kedua saluran tersebut selama ini menjadi sumber utama irigasi tanaman pangan,hortikultura, perikanan, hingga persediaan air sumur warga.
Menurut Herman penutupan tersebut akan berakibat pada kekeringan lahan dan mengganggu ketahanan pangan.
" Kami tidak menolak pemeliharaan, namun air harus tetap mengalir sehingga petani bisa tetap beraktivitas," paparnya.
Dan rencana penutupan kali ini menurut Herman tidak sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Karena pada rapat koordinasi 25 Oktober 2024 lali, telah disepakati bahwa penutupan total selokan dilakukan lima tahunan mulai November 2029.
" Tiba- tiba beredar informasi penutupan akan dilakukan Oktober 2025, dan sosialisasi dari BBWSO juga tidak melibatkan petani," tegasnya.
Sementara itu Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan Vicky Arianti menyampaikan bahwa, penutupan sementara perlu dilakukan untuk pemeliharaan rutin saluran yang sudah berusia tua dan penutupan sekitar satu hingga dua Minggu untuk perbaikan dan pembersihan.
"Dengan tekhnologi penutupan bisa diperpendek, dan pemeliharaan ini memang penting agar tidak terjadi kebocoran atau kerusakan besar di kemudian hari," jelasnya.
Meski demikian BBWSO membuka peluang untuk menjadwalkan ulang waktu penutupan.
" Memang secara teknis aliran sungai harus dihentikan dulu, tetapi kapan waktunya bisa di musyawarahkan," jelasnya.
Menanggapi hal tersebut DPRD DIY siap memfasilitasi dialih lanjutan antara BBWSO dan pihak terkait guna mencari solusi terbaik.
" Jika pemeliharaannya kecil, air tak perlu dimatikan, dan harus komunikasi antara BBWSO , petani, dan Pemda setempat agar pemeliharaan tetap berjalan, namun kebutuhan air warga tidak terganggu," tegas Nuryadi.
Pewarta : pay
Social Header
Berita