![]() |
Ketua DPD Lembaga Investigasi Negara DIY/Cakrainvestigasi.com/ |
POJOK OPINI
Program Menu Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah sejatinya memiliki tujuan mulia, yakni meningkatkan gizi siswa serta mendukung tumbuh kembang anak bangsa. Namun, kejadian dugaan keracunan yang menimpa sejumlah siswa setelah menyantap menu MBG patut menjadi alarm keras bagi semua pihak yang terlibat.
Alih-alih menyehatkan, kasus ini justru menimbulkan kekhawatiran orang tua, guru, hingga masyarakat luas. Apakah standar pengolahan makanan, kebersihan dapur, serta distribusi MBG benar-benar diawasi dengan ketat? Jangan sampai niat baik tersandera oleh lemahnya pengawasan di lapangan.
Pemerintah daerah bersama sekolah seharusnya melakukan evaluasi menyeluruh, mulai dari pemilihan bahan makanan, proses memasak, hingga penyajian. Sertifikasi higienitas, pendampingan tenaga kesehatan, dan keterlibatan ahli gizi menjadi keharusan, bukan sekadar formalitas.
Kasus dugaan keracunan ini tidak boleh dianggap insiden biasa. Kejadian seperti ini bisa menurunkan kepercayaan publik terhadap program MBG yang menyerap anggaran besar. Jika kepercayaan itu hilang, tujuan peningkatan gizi anak bangsa akan gagal tercapai.
Oleh karena itu, transparansi dan perbaikan sistem pengawasan harus segera dilakukan. Program MBG tetap penting, tetapi keselamatan dan kesehatan siswa adalah prioritas utama yang tidak boleh dikompromikan.
Social Header
Berita