![]() |
| Pemkab Sleman Perkuat Pencegahan Radikalisme di Sekolah Lewat Seminar Bersama Densus 88. / Foto.dok/cakrainvestigasi.com/ |
SLEMAN, Cakrainvestigasi.com — Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) menggelar Seminar Pencegahan Ekstremisme, Radikalisme, dan Terorisme yang berfokus pada penanggulangan anak terpapar radikalisme di lingkungan pendidikan. Kegiatan berlangsung di Merbabu Meeting Room, Hotel Prima SR, dan diikuti sekitar 70 kepala sekolah jenjang SMP/MTs serta SMA/SMK/MA Negeri se-Kabupaten Sleman, bersama unsur Forkopimda.
Baca juga : Wakil Bupati Sleman Dikukuhkan Sebagai Ketua Special Olympics Indonesia (SOIna) DIY Masa Bakti 2025-2030
Seminar dibuka oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman, Drs. Agung Armawanta, M.T. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya peran pendidik dalam membentuk generasi yang toleran dan tangguh terhadap pengaruh kekerasan, terlebih bertepatan dengan momentum Hari Guru Nasional.
“Kami mengajak para kepala sekolah untuk tidak memandang isu radikalisme sebagai sesuatu yang jauh, tetapi sebagai tantangan nyata yang memerlukan kewaspadaan dan sinergi,” ujarnya.
Agung juga menyoroti meningkatnya penyebaran ekstremisme di ruang digital yang menyasar peserta didik. Ia berharap forum ini dapat memberikan pengetahuan baru sekaligus memperkuat jejaring kerja pencegahan di lingkungan sekolah.
Densus 88 Anti-Teror memaparkan perkembangan potensi radikalisme di Indonesia, termasuk naiknya Indeks Potensi Radikalisme nasional pada 2023 yang mencapai 11,7 persen. Densus 88 juga mengungkap temuan mengenai 110 anak usia 10–18 tahun di 23 provinsi yang dicurigai telah direkrut kelompok teror melalui media sosial dan permainan daring. Faktor kerentanan seperti masalah keluarga, perundungan, serta pencarian identitas diri menjadi celah yang sering dimanfaatkan kelompok radikal.
![]() |
| Pemkab Sleman Perkuat Pencegahan Radikalisme di Sekolah Lewat Seminar Bersama Densus 88. / Foto.dok/cakrainvestigasi.com/ |
Materi kedua disampaikan oleh dosen UGM, Diasma Sandi Swandaru, S.Sos., M.H., yang menekankan pentingnya nilai-nilai kebangsaan sebagai fondasi ketahanan ideologis generasi muda. Ia menyampaikan bahwa filosofi Bhinneka Tunggal Ika merupakan pedoman penting dalam menjaga persatuan di tengah arus informasi digital dan tantangan globalisasi. Pendidikan karakter, toleransi, dan wawasan kebhinekaan disebut sebagai kunci agar siswa tidak mudah terpengaruh narasi ekstrem.
Para kepala sekolah dan tokoh pendidikan yang hadir turut aktif berdiskusi mengenai langkah preventif di sekolah. Beberapa poin yang mengemuka meliputi penyusunan SOP penanganan intoleransi dan radikalisme, peningkatan literasi digital siswa, penguatan komunikasi sekolah–orang tua, serta pembangunan budaya sekolah yang inklusif dan aman.
Melalui seminar ini, Pemerintah Kabupaten Sleman menegaskan komitmennya membangun ekosistem pendidikan yang bebas dari intoleransi, radikalisme, dan kekerasan. Kesbangpol Sleman berharap hasil kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dengan peningkatan kapasitas sekolah dalam deteksi dini serta memperkuat sinergi lintas instansi untuk menjaga keamanan dan ketahanan ideologi di lingkungan pendidikan. (Pay)


Social Header
Berita